Caleg Paling Kaya, Henry Indraguna Curiga Calon Incumbent Tidak Jujur

SIGIJATENG.ID   Solo –  Calon legislative DPR RI Henry Indraguna siap bertempur di Dapil V Jawa Tengah (Surakarta, Sukoharjo, Klaten dan Boyolali) dengan status sebagai caleg paling banyak dana kampanyenya.  Karenanya, dia mengaku tidak takut dengan pesaingnya, termasuk sejumlah incumbent. Selama ini Dapil V Jateng dikenal dengan dapil neraka.
Caleg dengan status terkaya terlihat dari laporan kampanye atau  Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) ke KPU Pusat. Sesuai dengan rilis yang dikeluarkan pihak KPU, diketahui caleg DPR RI Jawa Tengah V, Henry Indraguna menempati posisi pertama dalam laporan, sumbangan dana kampanye sebesar Rp 2,09 miliar. Tertinggi di dapil V Jawa Tengah.
“Saya maju sebagai caleg DPR RI, karenanya pelaporan dana LPSDK saya laporkan ke KPU Pusat. Jadi pelaporan dana kampanye di lakukan di KPU Pusat,” katanya.
Menurutnya, laporan yang disampaikan pada KPU Pusat adalah nilai yang sebenarnya yang dia persiapkan untuk pelaksanaan kampanye. 
Namun disisi lain Henry mengaku heran, pasalnya sebagai dapil yang banyak berisi incumbent, namun dananya mereka lebih sedikit.   “Kemana dananya?. Apakah mungkin tidak memiliki  dana kampanye. Ataukan memang belum ada atau tidak jujur. Harusnya sebagai calon wakil rakyat harus terbuka, berapa jumlah dana kampanye yang disiapkan. Jadi jangan  disembunyikan,” pesan Henry.
Alasan Henry menyampaikan total keseluruhan dana kampanyenya karena dirinya memiliki itikad baik dan niat tulus bahwa seorang  calon wakil rakyat itu harus memiliki landasan kejujuran. 
“Janganlah kita bohong pada rakyat. Masa incumbent lain nilainya di bawah saya. Wong  bilboardnya di pasang dimana-mana. Kita khan tahu juga harga bilboard. Pesan saya mbok ya jujur. Laporkan sesuai dengan apa adanya, jangan bohongi rakyat,” lanjutnya.  
Sebelumnya Henry juga sampaikan sebutan dapil neraka menurutnya berlaku bagi mereka yang tidak pernah bersentuhan dengan masyarakat kecil. Blusukan ke daerah terpencil yang ada di puncak gunung bahkan pelosok desa. 
“Kita tebarkan politik kasih sayang. Berkumpul dengan berkumpul bersama masyarakat tanpa ada sekat maupun batasan, dan itu akan sangat indah dirasakan,” tutup Henry. (Aris/Rizal)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini