Bambang Pacul; Hasil Survey Litbang Kompas Berbeda dengan Survai Internal PDIP

Bambang 'Pacul' Wuryanto bersama Presiden Jokowi dan sebuah acara di Jawa Tengah.

SIGIJATENG.ID, Semarang – Tim Kampanye Daerah (TKD) Jateng Jokowi-Ma’ruf Amin, menanggapi dengan santai hasil survey Litbang Kompas. Hasil survey menunjukkan elektabilitas pasangan 01 turun menjadi 49,2 persen.

Ketua TKD Jateng Jokowi Ma’ruf Amin Bambang Wuryanto mengatakan, hasil survey Litbang Kompas telah diberi bumbu politik untuk menciptakan persepsi tertentu. Dan hasil survai tersebut berbeda dengan hasil survai internal PDIP.

“Survey adalah sebuah riset akademis. Tapi kemudian dibumbui dengan bumbu-bumbu politik, sehingga dipersepsikan. Itu kan sudah diolah,” kata pria yang akrab disapa Bambang Pacul ini, Kamis (21/3/2019).

Bambang Wuryanto mengatakan, bila dicermati, dalam hasil survey tersebut ada ekstrapolasi elektabilitas di angka 57-61 persen. Dia menganggap itu adalah survey yang diolah. Lantas dipersepsikan kepada publik agar mengira Jokowi-Ma’ruf Amin akan kalah.

“Sangat berbeda. Itu olahan survey, riset diolah agar terdapat bahasa politik, agar semangat pendukung Jokowi mentalnya jatuh dan pendukungnya surut,” ujar Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng ini.

Sebelumnya, survey Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf berada di angka 49,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen. Adapun, 13,4 persen responden menyatakan rahasia. Jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit menjadi 11,8 persen.

Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPR RI ini mencontohkan hasil survey Litbang Kompas yang menunjukkan di Jateng dan Yogyakarta, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 61,6 persen, itu tidaklah sesuai kenyataan di lapangan. Pasalnya, dari survey internal partai yang dilakukan, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin di Jateng justru naik terus. Dalam survey internal 10 hari lalu, elektabilitas pasangan 01 mencapai 68,8 persen. Hasil survey termutakhir bahkan naik di angka 72 persen.

“Itu 100 persen salah, mengolah angkanya salah. Di Jateng justru naik terus, secara periode tidak pernah turun,” ujarnya.

Dia juga mempertanyakan akurasi survey Litbang Kompas. Sebab, pada Pilgub Jateng lalu, pasangan Ganjar-Yasin disebutkan akan meraih suara 79 persen. Faktanya, suara yang diraih 57 persen.

“Bagaimanapun sebuah survey tak bisa dipercaya penuh. Tidak boleh berpegang mati pada survey. Survey hanya alat kita agar bekerja lebih baik lagi,” kata politisi asal Sukoharjo tersebut.

Dikatakannya, menjelang waktu pencoblosan, upaya pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Jateng terus dilakukan. PDI Perjuangan, lanjutnya, masih mengandalkan pergerakan dari para caleg. Selain itu, ada 48 kelompok relawan di Jateng yang telah didaftarkan. “Pak Jokowi punya relawan yang terus bergerak. Sedangkan partai punya pasukan reguler dan non reguler. Semua terus bergerak,” tandasnya. (aris)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini