SIGIJATENG.ID , Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Provinsi Jawa Tengah H Bambang Eko Purnomo SE, mengaku prihatin dengan budi pekerti atau perilaku generasi milenial atau remaja Indonesia saat ini. Karena banyak diantara mereka tidak memiliki budi pekerti, sopan santun yang terpuji. Baik budi pekerti dengan yang lebih muda, seumuran bahkan yang lebih tua.
“Ini persoalan serius generasi penerus bangsa saat ini. Kami tidak bisa tinggal diam,” katanya saat bincang-bincang dengan SIGIJATENG.ID , Minggu (20/1/2019).
Menurut pria yang akrab disapa BEP ini, indikasi dari buruknya akhlak generasi milenial itu antara lain mereka kurang peduli dengan sesama, enggan membantu orang lain, tidak mau bergotong royong. Bahkan tidak sedikit yang nekat melakukan segala cara demi tujuan pribadi yang terkadang tujuan negatif. Adat istiadat ketimuran sudah banyak dilupakan. Bahkan juga mulai muncul kelompok kelompok aliran kiri yang menentang Pancasila.
“Dulu
itu, kalau ada orang yang jatuh, orang yang didekat langsung buru-buru
menolongnya. Kini, kebanyakan hanya diam saja, malah hanya menyaksikan orang
lain yang menolongnya,” katanya.
Menurut anggota Komisi C DPRD Jateng Fraksi Partai Demokrat ini, diantara
penyebab jeleknya budi pekerti mereka adalah karena minimnya pendidikan Pancasila
di generasi milenial. Pada saat ini, sudah tidak diajarkan lagi Pancasila
secara khusus di dunia pendidikan, baik di tingkat dasar ( SD, SMP), tingkat
menangah (SMA) dan tinggi (perguruan tinggi). Kenyataan ini berbeda dengan dulu
pada era tahun 1980 hingga 2000 an.
“Dulu ada pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) di SD, SMP dan SMA, serta
mata kuliah Pancasila di perguruan tinggi. Dulu juga ada program Penataran P4
untuk murid dan mahasiswa baru. Namun sekarang ini sudah tidak ada lagi,”
terang lelaki kelahiran Sukoharjo, 3 September 1977.
Karena itu, menurut suami dari Fathiyah Vera Himawati, perlu gerakan membumikan
Pancasila di kalangan generasi milenial. Pancasila harus kembali dikenalkan
lewat dunia pendidikan, yakni menadi mata pelajara lagi seperti dulu. Selain
itu juga, juga melalui program-program di luar sekolah, baik yang dilakukan oleh
pemerintah atau masyarakat sendiri.
“Salah satu program saya menjadi Ketua MPW Pemuda Pancasila (2017-2022) adalah
bagaimana bisa membumikan Pancasila di kalangan generasi milenial, yaitu bisa
mengenalkan nilai-nilai atau ajaran-ajaran yang terkandung di Pancasila,” kata
anggota DPRD Jateng sejak 2009 ini.
Sebagai
Ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Tengah, BEP sudah merancang lima misi guna
mencapai tujuan yang direncanakan bersama. Yaitu; Pertama; menjalin kerjasama
dengan instansi pemerintah dan elemen masyarakat setempat untuk menghasilkan
sinergi yang berkesinambungan dalam menciptakan hubungan yang mutualisme.
Kedua; sebagai satu organisasi kemasyarakatan (ormas), bukan sebagai penonton
tetapi juga sebagai pelopor motivator barometer dan penggerak awal kegiatan
positif di tengah masyarakat. Ketiga; mengaktifkan kembali organisasi Basis dan
mengsinkronkan dengan AD ART Pemuda Pancasila dan Basis. Keempat; membuat
sekretariat tetap yang representatif sebagai tempat ajang silaturahmi dan
bahkan tempat berkomunikasi konsolidasi organisasi dan menata kesekretariatan
serta menertibkan data anggota. Sekretariat ini saat ini sudah berdiri di Ruko
Citragrand Sambiroto Tembalang Semarang. Kelima; pembuatan KTA, anggota baik
untuk anggota lama dan penerimaan anggota baru.
“Kami ingin, bagaimana agar Pemuda Pancasila tidak hanya dikenal masyarakat,
bangsa dan negara, tapi dibutuhkan mereka,” terangnya.
Disisi lain, Bambang Eko juga berharap masyarakat tidak memandang sebelah mata dengan ormas Pemuda Pancasila. Jika sampai saat ini masih ada sebagaian masyarakat masih memandang negatif kepada Pemuda Pancasila, mungkin bisa jadi mereka belum kenal ormas Pemuda Pencasila.
“Silahkan berkenalan, kenali kami. Dan jika mau bergabung di Pemuda Pancasila, pintu kami terbuka lebar. Kami ingin membangun struktur organisasi yang solid dan aktif dari tingkat paling tinggi sampai di tingkat ranting dan anak ranting,” katanya. “Sekali layar terkembang, surut kita berpantang. Kami tidak sedarah, tapi lebih dari saudara. Itulah motto dan prinsip kami. Ormas Pemuda Pencasila adalah ormas dengan latar belakang anggota yang heterogen, lintas agama, lintas partai, lintas suku, lintas pendidikan. Semua orang bisa ikut bergabung,” katanya menegaskan. (Aris/Rizal)
100 326